Saat ini Indonesia masih saja mengimpor beberapa komoditas bahan pangan dari luar negeri. Ironisnya, Indonesia merupakan negara agraris yang artinya mata pencaharian terbesar ada di sektor pertanian. Dan fakta membuktikan bahwa banyak bahan pangan yang bisa dihasilkan sendiri termasuk tanaman Jagung dan Kedelai.
Hal tersebutlah yang akhirnya membuat Presiden Joko Widodo geram. Jokowi terus memperingatkan jajarannya untuk berhenti bergantung pada luar negeri terkait pasokan komoditas pangan.
“Jagung masih impor, kenapa ? Tanam jagung di mana saja bisa tumbuh, kedelai juga sama. Kenapa kita masih impor jagung kedelai ? Padahal banyak lahan-lahan daerah yang cocok untuk penanaman kedelai, ini yang harus dilakukan.” tegas Jokowi pada Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrengbangnas) 2022 di Istana Negara, Kamis (28/04).
Jokowi menghimbau pemerintah untuk memfokuskan konsumsi masyarakat pada TKDN atau Tingkat Kandungan Dalam Negeri. Ditambah lagi total pembelanjaan barang, modal serta jasa pemerintah sudah sangat besar, yakni kurang lebih Rp 1.062 triliun.
“Sekali lagi saya ingatkan, potensi belanja barang, modal, dan jasa dari pusat sudah mencapai Rp 526 triliun. Belum lagi pemerintah daerah ada sekitar Rp 535 triliun. Ini totalnya sudah mencapai Rp 1.062 triliun. Angka yang besar ini belum termasuk dari BUMN yakni Rp 420 triliun,” kata Jokowi.
“Jangan sampai, angka-angka yang membengkak ini hanya untuk membelanjakan barang-barang impor. Alokasikan anggaran untuk produk dalam negeri. Kalau perlu hilangkan pembelian produk-produk impor,” tambahnya.
Pasalnya, pada tahun 2020 lalu, baik jagung maupun kedelai termasuk komoditas bahan pangan yang paling banyak diimpor. Menurut Food and Agriculture Organization of United Nation (FAO), jumlah kedelai yang diimpor sebesar 2,5 juta ton dan jagung berada di urutan setelah kedelai yakni 865,7 ribu ton.
Bergantung Pada Beberapa Negara
Pemerintah harus benar-benar menghentikan impor jagung kedelai karena ini sudha berjalan bertahun-tahun dan bukannya mengalami penurunan jumlah yang diimpor, justru naik. Bahkan Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ada kenaikan impor jagung dari tahun 2020 ke tahun 2021 sebesar 15%. Sehingga angka impor jagung bertambah menjadi 995,9 ribu ton, ironis sekali jika angka tersebut terus naik setiap tahunnya.
Dan yang lebih miris lagi, produk-produk impor tidak hanya diperoleh dari satu negara saja termasuk komoditas jagung. Lalu, Indonesia impor jagung dari negara mana saja ? Lihat data berikut ini.
1. Argentina
Hasil impor jagung paling besar berasal dari negara Argentina. Jumlahnya mencapai 610 ribu ton, setengah lebih dari keseluruhan total impor jagung ke Indonesia. Bahkan nilai impornya tembus di angka US$ 186,2 juta.
2. Brasil
Negara kedua yakni dari Brasil yang mencapai 175,8 ribu ton dengan nilai impor US$ 47,6 juta. Negara ini memang sudah menduduki produsen jagung di urutan ketiga dunia dan urutan pertama untuk kedelai.
3. Amerika Serikat
Impor jagung dari negara ini mengalami peningkatan dari tahun 2020 , meroket naik 363,29 persen. Jumlah jagung yang diimpor yaitu 147,5 ribu ton dengan nilai impor US$ 41 juta.
Data-data di atas hanya sebagian kecilnya saja, bergantung bahan pangan pada negara lain tidak akan menjamin kesejahteraan masyarakat Indonesia. Kebijakan impor hanya akan bersifat sementara dalam memenuhi permintaan. Jadi, memang dibutuhkan solusi untuk memaksimalkan lahan-lahan yang ada untuk dilakukan penanaman berbagai komoditas.
4. Thailand
Berikutnya berasal dari negara tetangga yaitu Thailand yang berjumlah 32,5 ribu ton dan mengalami kenaikan hingga 155 persen dari tahun 2020. Sedangkan nilai impornya sebesar US$ 12 juta.
159 total views, 1 views today